Friday, March 18, 2011

Cerita Ngentot Kakak Ipar


Ngentot pembantu kakak ipar – Para pembaca mungkin masih ingat mengenai kisahku dengan kakak ipar yang dulu membenciku, namun secara tak terduga akhirnya kami saling berbagi kenikmatan yang ternyata sebelumnya sudah sama-sama kami angankan. Hubungan kami berlanjut hingga beberapa lama. Kalau timbul hasratku (kontolku sudah ngaceng) maka aku mengirim SMS kepadanya agar diupayakan waktu untuk bertemu dan berbagi kenikmatan, demikian pula sebaliknya, kalau memek dia sudah sangat ingin ditembus oleh kontolku maka dialah yang mengirim SMS kepadaku; dan pada kenyataannya dialah yang lebih sering meminta aku agar memuaskan hasrat ngewenya yang masih menggebu-gebu. Dan sejak itu dia makin rajin melakukan senam seks untuk lebih menambah kenikmatan ngewe yang biasa kami lakukan. Oh ya, perlu pembaca ketahui bahwa kadang-kadang kami melakukan persetubuhan di rumahku dan kadang-kadang di rumahnya, tergantung situasi dan kondisi–kebetulan jarak antara rumahku dengan rumahnya cukup jauh–, atau di tempat-tempat lain yang kami rasa memungkinkan.


Pada suatu hari aku pergi ke rumahnya karena sebelumnya aku menerima SMS agar aku datang ke rumahnya pada hari itu karena memeknya sudah sangat ingin diewe oleh kontolku. Akupun dengan senang hati menyetujuinya karena kontolku pun sudah ingin dimasukkan ke dalam lubang memek sementara istriku semakin dingin saja. Seperti biasa aku melakukan olah raga dahulu agar badanku fit karena akan menghadapi pertempuran sengit; kontolku aku elus-elus karena dia merupakan unjung tombak yang siap menembus dan melobangi musuh, tapi musuh yang nikmaaaaaat.


Sesampai di rumah kakak iparku tersebut aku langsung masuk karena biasanya kalau sudah janjian seperti itu pintunya tidak pernah dikunci, malah kadang-kadang aku langsung masuk ke dalam kamarnya dan di sana ia sudah menunggu dengan tak sabar maka kalau begitu kami pun langsung melakukan pertempuran, pergumulan, dan per-ewe-an. Namun kali itu suasana sepi, kakak iparku tidak terlihat, di dalam kamarnya pun tidak ada. Aku cari di dapur tidak ada, kamar mandi pun kosong. Aku merasa agak kesal padahal nafsuku sudah menggelora dan kontolku sudah ngaceng dan berdenyut-denyut, haruskah kontolku kutenangkan kembali? Namun bagaimanakah caranya?


Naaah ……! Naaah……! Aku pun memanggil si Inah (Inah adalah pembantu rumah tangga kakakku yang sudah lama bekerja di sana, umurnya kira-kira 26 tahun, tapi sudah 4 tahun menjadi janda). Ya Maaas ….. ! Si Inah menjawab sambil menghampiriku. Sejenak aku terkesima, aku merasa pangling. Tidak seperti biasanya, kali ini si Inah berdandan dengan rapi dan seksi. Ia mengenakan celana panjang yang ketat sehingga segitiga memeknya tercetak dengan jelas, di bagian atasnya ia memakai kaos tanpa lengan dengan bagian dada yang terbuka sehingga terlihat pangkal teteknya yang putih mulus sangat menggairahkan dan ketiaknya dengan sedikit bulunya yang tersembul sehingga menyebabkan kontolku yang tadi sudah mulai lemas menjadi ngaceng kembali. Badannya harum oleh parfum. Aku baru sadar bahwa ternyata si Inah itu cantik dan seksi, tubuhnya bahenol, tidak kalah dengan gadis-gadis kota, hanya saja selama ini ia tidak pernah berdandan karena sibuk dengan pekerjaan di rumah.


“Ibu ke mana Nah?” tanyaku. “Ke kampung Mas bersama Bapak, tadi pagi ada telepon dari kampung yang menyuruh Ibu dan Bapak ke kampung, katanya sih ada urusan penting”, kata si Inah. “Kapan pulangnya?” tanyaku selanjutnya. “Katanya sih nanti sore”, jawab si Inah. “Ada pesan dari Ibu? tanyaku; si Inah menjawab ragu-ragu “Ada Mas, anu ……. anu ……..” “Anu anu apa Nah, kalau ngomong yang jelas dong!” kataku; “Anu Mas, kata Ibu mentimunnya diberikan saja kepada saya”, kata si Inah. “Mentimun, mentimun apa?” tanyaku heran. Si Inah semakin kelihatan gugup “anu mas mentimun yang dibawa oleh Mas”. Aku semakin bingung “Mentimun apa? Aku tidak pernah membawa mentimun”, kataku. “Anu Mas …….. mentimun Mas …… yang biasa dikulum oleh Ibu dan dimasukkan ke memeknya” kata si Inah. Aku merasa kaget, ternyata yang selama ini kulakukan dengan diam-diam dengan kakak iparku telah diketahui oleh si Inah. Aku kebingungan, apa yang harus kulakukan? Si Inah berkata lagi, “Ya tidak apa-apa Mas kalau Mas keberatan mah, tapi perbuatan Mas yang suka mengewe Ibu akan saya ceriterakan kepada Bapak”.


Mendengar permintaan serta ancamannya, ditambah lagi sebenarnya dari tadi aku sangat terangsang melihat kemolekan tubuh si Inah maka segera kuraih tubuh Inah ke pangkuanku (aku sedang duduk di kursi), aku cium bibirnya sambil tanganku bergerilya masuk ke dalam kausnya untuk menggarap teteknya. Si Inah mengerang dan merintih, ngngngnghhhhhh ……. ssssshhhhhh ….., kemudian ciumanku turun ke lehernya yang jenjang sementara tanganku berusaha melepaskan kaos yang membungkus tubuhnya. Ciumanku terus turun ke buah dadanya yang sudah tidak ditutupi oleh apa-apa, dan ternyata dia tidak memakai BH, aku hisap dan aku permainkan pentilnya dengan lidahku. Diperlakukan demikian si Inah menggelinjang-gelinjang keenakan sambil mulutnya tidak henti-hentinya mengeluarkan erangan dan jeritan lirih, aaaaaahhhhh …….. sssssssss …….. Mas nikmaaaaaat, terus Maaaaaaas ……… hisap terusssss …… Maassss.


Mulut si Inah terus meracau …… Maaaasssss ……. teruuusssss ……. Aku tidak tahaaaaannnnn …….. garap memekku Maassssss …….. aku ingin segera merasakan kontolmu Maaaassss…….. Tanganku segera kuluncurkan ke bawah untuk membuka ritsleting celananya, namun karena sambil duduk maka aku mengalami kesulitan. Maka kugendong si Inah menuju kamar tidur yang biasa aku pergunakan untuk ngewe dengan kakak iparku. Dia kubaringkan di tempat tidur dengan kakinya menjuntai ke bawah sehingga memeknya semakin tercetak menonjol pada celana ketatnya. Segera kulucuti celana panjangnya dan ternyata dia tidak memakai cd, sehingga terlihat jelas kemaluannya yang berwarna hitam kemerah-merahan dengan ditumbuhi bulu yang tipis, begitu sensual, begitu menantang. Melihat hal itu aku segera mendaratkan bibirku di pusat kenikmatan wanita tersebut, menjilati itilnya dan memasukkan lidahku ke dalam lubang kenikmatannya. Diperlakukan demikian si Inah menggelinjang dengan hebat sambil mulutnya tidak henti-hentinya mengeluarkan erangan serta rintihan yang menandakan bahwa dia merasakan kenikmatan yang sangat, aaaaahhhh ……… Maaaassssss ……….. sssssshhhhhhsssshhhhh …….. nikmaaaatttt …….. sssssudddddaaaahhh …….. Massssssss ………. Cepet masukkan kontolmu Massssss ………… aku sudah tidaakkkkkk sabar ingin merasakan kontolmu Masssssssss…….. Terasa olehku ada cairan hangat yang keluar dari lubang memeknya, aku hisap cairan tersebut sssrrrrrp ……… Tubuh si Inah pun mengejang sambil berteriak histeris kontooooooooollllllllllllll …….. kontooooooooooolllllll. Kakinya yang menggelantung di pundakku menggelepar-gelepar. Tangannya menggapai-gapai mencari kontolku yang sudah sangat tegang. Aku menghentikan hisapanku pada memeknya dan sekarang bibirku menjelajah naik, mulai dari perutnya, pusarnya, kemudian ke arah teteknya. Kuhisap serta kupermainkan pentilnya dengan lidahku. Seiring dengan itu sodorkan kontolku agar bisa dipegang oleh tangannya, dan ia segera meremas-remas kontolku dengan gemas sambil berteriak histeris, kontooooooll ……… aku ingin segera merasakan diewe olehmu kontooooooollll ……..


Melihat hal itu aku segera mengarahkan kontolku ke lubang memeknya. Pada mulanya aku agak kesulitan memasukkan kontolku ke dalam memeknya karena memeknya sempit, maklum sudah empat tahun ia menjanda dan tidak pernah mengeluarkan anak. Bahkan perkawinannya pun hanya bertahan beberapa minggu sehingga bisa kuperkirakan bahwa memeknya itu baru beberapa kali ditembus oleh ******. Namun karena memeknya sudah sangat basah akhirnya kontolku berhasil juga menembus memeknya. Kumajumundurkan dulu kontolku setengahnya sampai terasa lancar jalan masuknya; kemudian sekaligus kuhunjamkan semua kontolku sehingga batangnya tertelan semua oleh memek si Inah. Si Inah menjerit histeris merasakan sensasi yang sudah sangat lama tidak ia rasakan, aaaaaaaaaaaawwwwwwwww ………., disertai dengan desahan yang menggairahkan dan keluarnya perkataan-perkataan jorok dalam bahasa daerah sebagai ungkapan terlampiaskannya nafsunya, ssssshhhhhhhhh ……… ssssshhhhhhh ………. aduuuuuuhhhhhh …….. kontooooooollllll ……… ewwwwweeeeeeeeee…….. aaaahhhhhhhh ……….. sing jerooooooooooooo ……… belekooooooooook ……..


Mendengar teriakan-teriakan histerisnya aku semakin bernafsu, maka kupercepat genjotanku, sementara kulihat si Ina matanya merem melek, sambil tangannya mencengkeram erat punggungku, dan mulutnya terus mengeluarkan desahan serta rintihan yang sangat merangsang, ssssssshhhhhhhhh ………… ssssshhhhhhh ………….. ssssshhhhhhh ………… eeeemmmmmmhhhhhhh ……….. Kemudian aku berguling sambil memeluk tubuh si Inah dan kontolku tidak lepas dari memeknya, sehingga sekarang tubuh si Inah berada di atas tubuhku. Sengaja aku melakukan itu untuk memberi kesempatan kepada si Inah agar dia bisa lebih aktif menentukan irama permainan. Benar saja begitu ia berada di atas tubuhku segera ia menaikturunkan tubuhnya sehingga terasa benar bahwa kontolku semakin dalam menghunjam ke dalam memeknya. Aku pun tidak tinggal diam kunaikturunkan pula pantatku seiring dengan naikturunnya pantat si Inah sambil mulutku tetap menghisap teteknya. Ketika pantat si Inah dinaikkan maka pantatku aku kebawahkan, dan ketika pantat si Inah diturunkan aku sodokkan kontolku sekeras-kerasnya. Kami saling menekan, si Inah menekan ke bawah sedangkan aku menekan ke atas. Ketika terjadi sodokan itulah terjadi sensasi yang hebat. Aku dan si Inah sama-sama mengerang dan mendesah, Naaaahhhhhhh ……… memekmu nikmaaaaattttt, aku merasa melayang di awaaaannnn…, Maaaaaasssss …… kontolmu juga nikmaaaaaatttt, heunceutku tidak akan melepaskan kontolmu hingga aku merasa puasssssssss …….. betul, ayo Mas pantatnya di-geol-kan berlawanan arah dengan geolan pantatku. Aku pun melakukan permintannya, dan ternyata ruaaarrrrrr biasa.


Ketika sedang seru-serunya kami bertempur terdengar deringan bunyi telepon di ruang tengah. Aku menyuruh si Inah mengangkat telepon kalau-kalau penting, namun si Inah tidak mau melepaskan kontolku, ia mau mengangkat telepon tersebut dengan syarat agar aku tetap menancapkan kontolku di memeknya, sementara itu suara telepon terus berdering. “Naaaaahhhh ….. angkat teleponnya doooong kalau-kalau ada yang penting”, kataku. “Boleeeehhhh …… Maaasssss asalkan kontolmu tidak lepas dari memekku, kalau tidak lebih baik telepon itu tidak kuangkaaaaat”. “Baiklah Nah sekarang kita main belakang supaya kamu lebih leluasa nanti mengangkat teleponnya”. Maka kucabut kontolku dan si Inah sudah mengerti bahwa ia harus menungging. Ketika kumasukkan kontolku dari belakang lagi-lagi si Inah memekik tertahan, aaahhhhh……… ssssshhhhhh.


Kami pun berjalan ke ruang tengah sambil tidak melepaskan ****** dari memek si Inah. Si Inah berjalan di depanku sambil kupeluk, kuremas buah dadanya dan kupermainkan pentilnya, bibirku menciumi tengkuk serta bagian belakang telinganya. Kontolku kuusahakan agar tidak lepas dari memeknya walaupun sambil tetap berjalan. Sesampai di tempat telepon si Inah pun mengangkat telepon sambil membungkukkan badannya, maka kontolku yang hampir terlepas dari memeknya masuk kembali sambil kutekan mundur maju sehingga si Inah mendesah-desah seperti orang yang sedang makan sambal pedas, sssssshhhhhh ……… sssssssshhhhhh …….. aaaaahhhhhhh. Ternyata yang menelpon tersebut adalah kakak iparku dari kampung yang memberitahukan bahwa ia tidak bisa pulang hari itu karena urusannya belum selesai jadi harus menginap. “Nah, mengapa kamu lama sekali mengangkat teleponnya”, kata kakak iparku. “Anu, sedang di dapur Buuuuu, sssshhh”, si Inah menjawab sambil mendesah ditahan. Mendengar desahan si Inah kakak iparku bertanya, “Mengapa kamu Nah mendesah begitu, sedang makan sambal ya?” “Iya Bu, sssshhhhhh …… ini saya makan sambal sssshhhhh dengan mentimun ssshhhhhhh ….. nikmat sekali bu, aaaawwwwwww”. “Ah kamu ada-ada saja sampai menjerit segala, silahkan nikmati mentimunmu sepuas-puasnya, aku tidak pulang hari ini karena masih ada keperluan, mungkin besok sore baru pulang, hati-hati yan di rumah, selamat menikmati mentimun” kata kakak iparku, dikiranya si Inah sedang memakan mentimun sungguhan, padahal yang dimakan adalah mentimun hitam yang pangkalnya berbulu, dan yang memakannya pun bukan mulut atas tapi mulut bawah alias heunceueueueueuetttt ………….. Si Inah menjawab, “Iya Buuu, aaaaahhhh …… sssshhhhhhh ……. Terima kasih Bu atas mentimunnya”, aaaaawwww….. Maaaas ………. Terusssss keluarmasukkan kontolnya ……… hhmmmmmhhhhhsssssshhh.


Kami pun melanjutkan permainan nikmat itu di ruang tengah, rasanya lebih leluasa karena ruangannya lebih luas. Kami berguling-guling, walaupun agak sakit di badan dan di dengkul tapi rasa sakit itu terkalahkan oleh rasa nikmat. Tubuh kami sudah basah kuyup dengan keringat, sampai akhirnya kami menyudahi permainan ini dengan pekikan histeris secara bersamaan, sssssshhhhh …… aaaaaawwwwwww ……….. aduuuuuuuuuuuh……. Maaaasssss aku keluaaaaaar. Nafas kami tersengal-sengal, air maniku muncrat di dalam memek si Inah, si Inah memelukku erat-erat, tubuhnya ambruk ke atas tubuhku. Kami terus saling berpelukan sampai tertidur, sementara kontolku masih menancap di memeknya seolah-olah tidak mau lepas.


Karena kakak iparku tidak pulang maka aku memutuskan untuk bermalam menemani si Inah sambil terus menerus mengulangi persetubuhan kami dengan mencoba berbagai posisi seperti yang terdapat di dalam vcd porno yang kami tonton berdua, sementara tubuh kami sengaja dibiarkan telanjang sehingga kapan pun aku mau dan kontolku ngaceng tinggal aku masukkan ke dalam memek si Inah di mana pun atau sedang apa pun dia, di dapur, di tengah rumah, di kamar mandi, bahkan ketika ia mengepel lantai sambil nungging pun aku tidak ragu-ragu untuk menikam memeknya dengan kontolku dari belakang. Celakanya diperlakukan bagaimanapun si Inah tidak pernah menolak, bahkan sesekali justru dialah yang mengambil inisiatif. Seperti pernah terjadi ketika aku sedang tidur lelap karena kecapaian aku merasa ada sesuatu yang nikmat dan geli di kontolku; ketika kubuka mataku ternyata si Inah sedang mengulum kontolku dan ketika kontolku sudah ngaceng ia memasukkan kontolku itu ke memeknya sambil pantatnya tidak berhenti melakukan goyang-Inul. Mulutnya tidak henti-hentinya mengerang eeeemmmmmhhhh ……. Emmmmhhhhh. Aku pura-pura tidur, sampai ketika merasa sudah tidak tahan aku bangun dan mengimbangi goyang-Inulnya dengan sodokan ala Tyson dipadukan dengan goyangan ala Ricky Martin.


Malam harinya ketika sedang menggenjot memek si Inah, entah untuk yang keberapa kalinya, aku menerima SMS dari kakak iparku yang intinya meminta maaf bahwa tidak menepati janji karena secara mendadak harus pergi ke kampung. Ia menulis: “Dik, aku minta maaf karena tidak dapat menyediakan memekku untuk kontolmu yang perkasa, nanti kalau sudah pulang kita rapelkan saja ya, jaga kontolmu baik-baik untuk pertarungan nanti, salam dari memekku untuk kontolmu!”. Dia tidak tahu bahwa saat itu kontolku sedang menancap di dalam memek pembantunya yang secara jujur kuakui bahwa memeknya lebih enak karena lebih sempit sehingga jepitannya lebih kuat dan empotannya lebih menghisap.


Dari obrolan si Inah aku mengetahui bahwa sebenarnya si Inah sudah lama mengetahui perselingkuhanku dengan majikannya. Ceriteranya begini: pada suatu hari, ketika ia sedang menyapu lantai di depan kamar kakak iparku ia mendengar suara kakak iparku itu menjerit tertahan dan mengerang-erang sambil merintih-rintih. Secara kebetulan pintu kamar tersebut sedikit terbuka, sehingga ia bisa mengintip ke dalam. Di dalam kamar ia melihat tubuh majikannya sedang menggelepar-gelepar di bawah tubuhku sambil merintih-rintih. Yang paling membuatnya berdesir adalah ketika ia melihat kontolku dengan lincahnya sedang memompa memek majikannya sambil mengeluarkan suara berdecak-decak seperti kaki yang berjalan di tanah yang becek. Tubuh si Inah pun bergetar, dan secara refleks tangannya yang satu mempermainkan itilnya sementara tangan yang satu lagi mempermainkan puting susunya. Sejak saat itu bila ada aku si Inah selalu berusaha mengintip ke dalam kamar melalui lubang kunci, dan seringkali ia melihat variasi permainan kami termasuk kegemaran kakak iparku mengulum kontolku sebelum memasukkannya ke dalam memeknya, atau aku menjilati itilnya sebelum kutembus dengan kontolku. Sejak saat itu pulalah si Inah, menurut pengakuannya, selalu membayangkan bagaimana nikmatnya bila memeknya ditembus oleh kontolku. Tidak jarang ia menghayal sambil melakukan onani dengan memasukkan mentimun ke dalam memeknya, tapi mentimun tetaplah mentimun; dingin, kulitnya keras, dan tidak hidup. Oleh karena itulah ia selalu berusaha mencari jalan agar dapat ngewe denganku.


Keesokan harinya ketika aku mau pulang kulihat si Inah sedang masak di dapur dengan posisi menungging. Kulihat dia memakai rok pendek tanpa tidak memakai cd sehingga terlihat ujung memeknya yang merah mereka dengan dihiasi bulu yang pendek. Melihat pemandangan tersebut tanpa dapat ditawar-tawar lagi kontolku ngaceng. Aku pun melepas celanaku dan dengan mengendap-endap menghampiri si Inah dari belakang, dan karena sedang asyik mengiris bumbu si Inah tidak menyadari kalau aku menghampirinya. Seketika aku peluk dia dan kontolku aku gesek-gesekkan ke memeknya. Si Inah terpekik kaget campur senang, tangannya segera memegang kontolku yang memang belum kumasukkan ke dalam memeknya. Dia tidak sadar bahwa tangannya tersebut baru saja dipergunakan untuk memegang cabe yang diiris, kontan saja kontolku merasa panas. “Aduuuuuh, gimana sih Nah, kontolku panas niiih”, kataku. Si Inah merasa kaget, “Ooooh maaf Mas, saya tidak sadar, untuk meredamnya segera saja masukkan kontolmu ke dalam memekku supaya menjadi agak dingin, kuhisap nanti dengan memekku”. Memang itu yang ingin aku lakukan, maka segera saja kumasukkan kontolku yang sedang kepanasan ke dalam memek si Inah. Pada saat itulah aku merasakan pengalaman yang baru, kontolku merasakan suatu perasaan yang sangat fantastis, rasa panas yang menyelimuti kontolku menambah nikmatnya ngewe. Si Inah mendesah, ssssshhhhhh …… Maaaasss, kok rasanya sangat enaaaaakkk ya? Iya Naaaah, memekmu terasa lebih enaaaak dari biasanya ….. aaaaaaahhhhh……. Ssssssshhhhhh, Naaaahhh ……. Hisapan memekmu juga terasa lebih kuat, empot-empotan. Iyaaa Maaaassss ****** Mas juga terasa lebih hangaaaaatttttt……. Enaaaaaaakkkkkk ……. Sssshhhhhh. Sambil terus menggenjot kontolku tidak lupa tanganku mendarat pada tetek si Inah menambah sensasi kenikmatan yang tiada tara, sampai akhirnya kami mengakhiri permainan ini setelah mencapai orgasme secara berasama-sama. Sebagaimana biasanya si Inah pun berteriak histeris, aaaawwwww………. Kontoooool …. Sssshhh.


Hubunganku dengan kakak iparku masih terus berlanjut karena ia menginginkan hal itu, namun bagi diriku sekarang lebih bervariasi karena ditambah dengan sekaligus mengewe pembantunya. Bila aku dan kakak iparku janjian di rumahnya maka si Inah dan aku selalu berusaha untuk mencari jalan agar dapat memasukkan kontolku ke dalam memeknya walaupun waktunya agak tergesa-gesa; mungkin ketika kakak iparku sedang mandi, atau sedang melayani tamu, atau sedang keluar sebentar; pokoknya kalau ada kesempatan walaupun sebentar kontolku harus menancap di memek si Inah. Namun sekarang aku mempunyai cara agar dapat menancapkan kontolku lebih lama ke dalam memek si Inah, yaitu aku datang ke rumah kakak iparku lebih pagi, ketika kakak iparku sedang senam. Tapi aku tetap tidak mau menggangu pekerjaan si Inah, sehingga kami mengewe sambil si Inah bekerja, misalnya masak di dapur, mencuci, dlsb. terutama pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan sambil menungging dan aku memasukkan kontolku lewat belakang, yang penting kami merasa puas.


Oh Inah …., oh kakak iparku ….., aku selalu merindukan memek kalian berdua. Kini aku masih berangan-angan bagaimana caranya agar aku dapat ngewe bertiga bersama-sama. Secara fisik dan secara teknik aku yakin bahwa aku mampu memuaskan keduanya secara bersamaan dan berkali-kali, namun entah bagaimana caranya?