Monday, March 21, 2011

Ngintip Tetanggaku Yang Cantik


Elen tetanggaku yang cantik danseksi – Sore itu selepas Magrib terdengar bel berbunyi dan segera kubukakan pintu, ternyata yang datang keluarga yang baru saja pindah di sebelah rumah. Setelah kupersilahkan masuk merekapun memperkenalkan diri Tuan Van Ass (asli Belanda), kemudian Yuni istrinya, Elen anak sulungnya dan adiknya Karel. Tuan Van Ass adalah pedagang handy craft antar negara di Eropa, sedangkan istrinya membantu mencarikan barang-barang dagangan di Indonesia ini, sebelum pindah di kotaku ini mereka tinggal di Jakarta. Kemudian akupun memperkenalkan diri, namaku Mardi masih bujangan dan bekerja sebagai konsultan teknik. Sebagai tetangga baru, mereka aku persilahkan untuk menghubungiku apabila menemui kesulitan. Tuan Van Ass langsung meng iyakan tawaranku dan meminta untuk mencarikan informasi sekolah untuk anak-anaknya. Saat itu Elen masuk ke kelas dua SMA dan Karel kelas lima SD. Kemudian merekapun berpamitan untuk pulang.


Dua hari kemudian kudatangi rumah tetanggaku itu untuk memberikan informasi yang diminta, saat pintu kuketuk ternyata Elen yang membukakan pintu. Oh mas Mardi ayo masuk mas, papa sama mama sedang keluar sebentar kita omong-omong di sini dulu yuk. Akupun masuk dan duduk di sofa ditemani Elen, tercium aroma wangi dari tubuhnya yang mengenakan hotpants warna pink dan t shirt putih tanpa lengan.

Mama, Papa dan Karel baru ke swalayan untuk beli kebutuhan pokok, demikan Elen membuka pembicaraan. Entah kenapa saat itu hatiku berdesir-desir melihat wajah Elen yang begitu cantik bersih dan sexy, mataku selalu tertuju ke buah dadanya yang berukuran jumbo dan kelihatannya tidak mengenakan bra serta pahanya yang putih muluzz itu, membikin adikku mulai berkedut-kedut. Melihat aku bengong ia tersenyum dan bertanya Mas Mardi ke sini mau ketemu papa kan? agak sedikit terkejut kujawab oh ya aku datang ke sini mau menyampaikan informasi sekolah yang pernah papamu minta, dan aku sudah dapatkan beberapa sekolah favorite yang ada di kota ini lengkap dengan segala persyaratannya. Oh iya ini formulir-formulir yang harus di isi, aku titip Elen aja ya, nanti disampaikan ke Papa. Loh mas Mardi ngak nunggu papa aja, di sini aja dulu ngobrol sama Elen. Eh sorry aku belum mandi mau pulang dulu (padahal ingin segera coli ngak tahan sama keseksianmu).


Setelah dua bulan berlalu perkenalan kami Elen sering main ke rumahku untuk sekedar ngobrol. Suatu saat aku lagi iseng mencukur jembiku di kamar, tiba-tiba Elen masuk, karena kamar memang tidak pernah kukunci. Belum hilang rasa kagetku Ellen berkata hooyy mas Mardi lagi cukur pubic hair ya??? Eh …iya jawabku serba salah, boleh dong mas ikutan??? Seketika itu juga adik kecilku bangkit menantang, dan aku jawab boleh, yuk masuk sini. Ellen tertawa hi…hi…hi kenapa tuh rudalnya langsung ready? udaah Elen bantuin mas ya ngelanjutin yang belum dicukur?? Tanpa menjawab Elen langsung mengambil pisau dari tanganku dan mengoleskan busa ke bagian yang belum dicukur dengan tangan halusnya. Tapi mas Mardi janji ya, nanti punya Ellen mas cukur juga? tak tahan menahan geli dari elusan tangan Elen aku jawab sambil berdesis hiyaaa a..ak..ku janjiii. Elen hanya tersenyum mendengarnya dan bilang geli ya mas? aku hanya bisa mengangguk sambil meringis keenakan…ha…ha…ha.


Udah selesai mas gantian donk!!! Segera kubuka mataku dan kuteliti memang sudah benar benar bersih dan rudalku sangat tegang, kelihatan lebih perkasa. Elen segera membuka hotpants dan cd-nya dan berbaring di tempat tidurku , hualah rudalku makin meloncat-loncat aja. Segera kuambil spray busa dan aku semprotkan ke jembinya yang lebat di sekitar ling kenikmatannya, kemudian aku ratakan dengan jari-jariku sambil sesekali ku sentuh clitnya. Kuperhatikan wajah Elen memerah, mengangkat kepalanya dan menggigit bibir bawahnya auff. Aku tersenyum dan segera kucukur seluruh jembinya. Setelah habis semua bulu jembinya Elen aku ajak mandi, Elenpun menurut saja segera melepas blouse dan branya. Aku hidupkan shower dan aku semprotkan ke seluruh tubuh Elen, saat kusemprot nonoknya iya menggelinjang kegelian dan langsung memelukku…waow toket jumbonya melekat di dadaku Saat itu juga kukulum bibirnya yang indah dan gagang shower kulepaskan agar tanganku dapat meremas-remas dua bukit yang benar-benar sangat indah. Sambil melakukan french kiss kuremas toketnya dan sedikit kupelintir puting kecilnya yang berwarna pink, sementara tangan satunya kugunakan meremas pantatnya yang padat dan berisi. Ellenpun menggelinjang -gelinjang dan saat rudalku kugesekkan di perut bawah pusar, Ellen mengangkat kaki kanannya untuk disandarkan di pinggangku dan melepas ciumannya dan berteriak aaahhh…aaahhhh …wonderful …give me more please ahhh…uuuh …ssssttt, segera ciuman kuarahkan ke belakang telinga danterus turun ke leher dan turun lagi kuhisap putingnya gerakan dan desisan Ellen semakin liar sssssss….augh yeeeess I love it, tangan Ellen menjambakku dan satu tangan yang lain memegang rudalku.

Kulepas tangan ellen dari kepala dan rudalku untuk bisa jongkok dan menghisap miss V nya. Kujilat dan kupermainkan clitsnya dengan lidahku Ellen berteriak Haah …aaaaaaah….ouuuugh my God…aaahhh ouuugh kembali kedua tangannya menjambakku dan membenamkan kepalaku ke selangkangan dan menjepit keras dengan kedua pahanya. Terus ku hisab cairan-cairan yang berasa asin sampai akhirnya jepitan pahanya makin melemah dan ketegangan otot-ototnya pun mengendur, sampai-sampai dari kedua matanya pun keluar air mata kenikmatan. Elen tersandar lemas di dinding dan ku semprot lagi dengan air agar segar kembali, sementara rudalku masih sangat tegang tak sabar untuk segera ditangani. Setelah kurang lebih lima menit Ellen menggenggam rudalku Ough…uuugh nyaman rasanya setelah kocokan-kocokan dari tangan lembut Ellen. Kami melakukan French kiss lagi sementara tangan ellen masih mengurut-urut rudalku. Ellen menurunkan ciumannya ke arah dada dan menghisap kedua putingku bergantian, kemudian menurunkan ciumannya ke arah pusar dengan jilatan-jilatan yang lincah Ouugh…ough…oughh terr…uuus babe enak banget pintaku terbata-bata sampai rudalku menusuk-nusuk dagunya yang indah. Kemudian Ellen menjilat-jilat kedua pahaku dan eitsss aarrgggh ough dia menghisap kedua buah pelirku…huuuuh mak nyos rasanya dihisap oleh mulut yang sangat indah.Setelah puas menghisab buah pelirku, Ellen menjilat-jilat kepala rudalku aaah….ough…oughh argghh, terrr…usss ough…Elen memasukkan ke mulutnya, walaupun tersentuh giginya tapi tapi wao nikmat sekaleee, dan akhirnya setelah mulutnya puluhan kali mengurut rudalku crot deh spermaku muncrat ke dalam mulutnya, Huh asiiin kata Ellen sambil tersenyum.


Setelah bersih-bersih Ellen ku ajak balik ke kamar lagi, dia langsung berbaring di tempat tidurku tanpa sehelai benangpun, akupun langsung tidur di sebelahnya. Melihat kesempurnaan tubuh Ellen rudalkupun menegang lagi, tanpa minta ijin lagi langsung kujilati clits Ellen, diapun terkejut dan membuka matanya haah masih kurang ya mas??? Iya jawabku. Elen tersenyum sambil berkata …tapi jangan dimasukin ya mas, Haaah kenapa Ell??? langsung kuhentikan aktivitasku, Ellen menjawab kata papanya kalau usianya sebelum 18 tahun belum boleh melakukan coitus dan kalaupun usiaku sudah 18 tahun kalau berhubungan sex harus pakai kondom. Walaupun nafsu sudah di ubun-ubun aku batalkan untuk ronde selanjutnya, karena aku sudah jatuh cinta kepadamu Ellen.