Friday, March 18, 2011

Cerita Gay Homo Kontol


Cerita Gay Homo Kontol, Sebetulnya aku ingin sekali menyebut nama atau inisial seorang aktor sinteron action yang akhir-akhir ini sering minta aku “kawal”. Maksudnya agar para Pembaca bisa lebih menghayati dan juga lebih menikmati kisahku. Tapi apa daya, aku harus berpegang pada moral dan etik dan harus menjaga nama baik serta kehormatan si aktor ganteng ini. Oleh karena itu, agar mudahnya, dalam kisah ini aku akan menyebutnya sebagai Si Rupawan.


Jika dia sedang minta aku kawal, maka dia selalu menyuruh manajer dan asistennya untuk pulang dan kami pergi berduaan saja. Aku hanya mengawal dia kalau dia sedang tidak ada cara shooting. Tugasku adalah menyetir mobilnya dan kadang-kadang juga disuruh-suruh seperti pelayan. Karena aku berjiwa slave dan doyan s/M, aku tidak merasa keberatan untuk dibudakin atau dikacungin, apalagi oleh aktor yang rupawan dengan tubuh yang ketat dan atletis itu. Aku bangga melayani cowok seganteng dia!. Apalagi, setiap selesai mengawal dia, aku harus mengantar ke apartemennya dan disana aku pasti harus melakukan blow-job, alias mengisap kontolnya yang besar dan dilatarbelakangi jembut yang hitam dan tumbuh lebattt. Mungkin kira-kira seperti pertumbuhan jembut Bang Arief Suditomo. Di samping berkhayal tentang Irgi Achmad Fahrezi, aku juga sering berfantasi menyedot kontol Bang Arief Suditomo yang terkenal ganteng banget itu!


Si Rupawan ini tidak sunat atau belum sunat. Tapi kulup atau foreskin-nya tidak begitu panjang. Jadi kepala kontol atau glans-penisnya tidak tertutup kulup. Sepintas lalu dia seperti sudah disunat. Kulup seperti itu dalam istilah Jakarta disebut : terkelet. Karena dia tampak seperti sudah sunat maka aku tak keberatan menghisap kontolnya. Sebab aku paling anti kontol yang tidak sunat (uncut). Kontol yang uncut biasanya sering bau smegma atau bau tai-kulat. Aku yakin bahwa Irgi Achmad Fahrezi dan Bang Arief Suditomo pasti sudah sunat waktu kecil! Mereka sudah jadi laki-laki sejati!


Suatu kali Si Rupawan mengatakan bahwa dia ingin disunat. Aku bilang bahwa kontolnya kelihatannya seperti sudah sunat.”Tapi aku belum sunat”katanya Lalu aku tanya, “Kenapa Mas ingin sunat?”. Dia menjawab “Supaya tambah macho dan terhindar dari AIDS!”. Dia mengatakan bahwa semua binaragawan profesional di Eropa disunat, karena mereka menganggap bahwa sunat merupakan penyempurnaan kelaki-lakian mereka atau tanda kesempurnaan seorang laki-laki.


Si Rupawan mendesak agar aku mencarikan dokter yang mau menyunatnya. Dia mendengar dari seorang rekannya sesama aktor,bahwa Rizal pernah membantu seorang pemain sinetron action (setengah bule) untuk mencarikan dokter yang mau menyunat.Lalu Si aktor setengah bule disunat di rumah Rizal. Para selebritis tidak mau disunat di rumah sakit atau klinik karena takut beritanya bocor ke media masa dan di blow up.


Aku minta Rizal (Jose Rizal) agar minta tolong pada Dr.Rizki teman Rizal latihan karate untuk membantu. Dr. Rizki menyunat dengan metode cincin yang tidak sakit, tidak berdarah,dan pasien dapat segera beraktifitas serta lebih cepat sembuh.


Demikianlah, akhirnya kami putuskan Si Rupawan disunat di apartemennya sendiri. Di samping lebih aman juga lebih leluasa dan ada AC-nya jadi tak perlu kepanasan. Dr. Rizki bersedia menyunatnya. Dipilih hari kerja dan siang hari agar penghuni-penghuni apartemen lainnya ada di tempat kerja.


Pada waktu Si Rupawan disunat, dia minta ditemani aku (Johan Pahlawan) dan temanku yang sekaligus pacarku Rizal (Jose Rizal).Aku dan Rizal terpaksa harus minta izin untuk terlambat masuk kantor agar bisa mengurus sunatan rahasia Si Rupawan ini. Secara diam-diam Si Rupawan juga minta agar sehari sebelum Hari-H aku nginap di apartemennya.


Permintaan menginap ini bikin aku repot.Aku risih dan merasa tidak enak dengan Rizal, karena kami berdua (aku dan Rizal) sudah going steady atau menurut istilah ABG – sudah jadian. Waktu aku rundingkan dengan Rizal, dia tidak keberatan dan mengatakan : “Nggak apa-apa, lu nginep aja di apartemennya”. Aku agak kecewa, karena Rizal seperti tidak cemburu, tidak care dan tidak punya sense of belonging terhadap aku. Pola hubunganku dengan Rizal memang aneh. Kami dekat dan bersatu bagaikan suami-isteri, tapi Rizal tidak perduli kalau aku main dengan cowok lain. Sebaliknya, dia juga tidak mau aku ganggu kalau dia main dengan cowok lain. Karena Rizal tidak care, aku putuskan untuk memenuhi permintaan Si Rupawan menginap di apartemennya sehari sebelum dia disunat.


Aku disuruh datang jam 18:00. Dia memesan makan malam dari restoran atau kantin yang ada di gedung apartemen itu. Kami makan malam berdua.


Di meja makan, aku disuruh duduk di sampingnya dan sepanjang makan dia reseh sekali. Bolak balik menciumi dan melumat bibirku. Aku tidak melawan dan tidak protes. Tapi makanku jadi terganggu.


Tidak puas mengganggu aku dengan cipokan-cipokan pada bibirku, dia berbuat lebih gila lagi. Dia menghirup minuman lalu dia mencipok mulutku dan aku harus menyedot minuman itu dari mulutnya. Dia mau lebih gila lagi dan berbuat begitu dengan makanan. Sepanjang makan malam itu, makanan dan minumanku harus lewat mulutnya dulu, setelah itu baru dia melumatkan ke mulutku. Diperlakukan cara begitu, kontan kontolku jadi ngaceng berat.


Setelah makan dia tanggalkan pakaiannya di ruang TV sampai telanjang bulat. Aku jadi sesak karena dirangsang oleh pemandangan cowok ganteng, tinggi besar kekar, putih, berotot, bertelanjang-bulat dengan kontol yang besar dan dengan jembut serta bulu ketiak yang hitamm dan lebbatt. Setelah itu dia menyuruh aku menjilati tubuhnya yang agak lengket dan asin karena sedang berkeringat.


Kemudian, dia minta aku melayani pelampiasan nafsu sexualnya. Dia bilang sesudah sunat, dia harus puasa sex selama dua minggu dan hal itu berat buat dia. Karena itu dia ingin memuaskan nafsunya malam itu. Gila!


Dia menelanjangi aku sampai aku bugil telanjang bulat dan tak berpenutup selembar benang pun!. Aku disuruh menelentang dan dia mengambil posisi 69. Dia memaksa aku mengisap kontolnya dan juga menjilati lobang pantatnya. Dia juga sibuk menyedot kontolku dan menjilati lobang pantatku.


Perbuatan nya membikin aku geli dan menggeliat. Rupanya itu membikin dia terangsang dan begitulah akhirnya terjadi gerakan harmonis aku dan dia saling isap kontol dan jilat lobang pantat. Terus menerus sampai kami tak bisa mempertahankan pejuh kami untuk tidak keluar. Dia memberi isyarat dengan menggesekkan bagian depan tubuhnya.Lalu kami atur agar dalam posisi 69 itu pejuh kami muncrat bersama dan..akhirnya. Agh,dia mendesis kaget dan CRROTT…CRROTT..CRROTT.. pejuh kami menyembur dan muncrat bersamaan. Kontol kami berdenyut-denyut dengan spontan memompakan lendir surgawi yang nikmaat bukan alang kepalang itu.


Malamnya pukul dua, aku dia bangunkan lagi untuk melakukan blow-job untuk dia – dalam posisi 69. Pejuhnya dan pejuhku muncrat lagi bersama. Cerita sex sesama jenis bisa anda nikmati lainya di ceritaserudewasa.info Tiga jam kemudian, waktu subuh, dia masih minta lagi untuk disedot kontolnya.Anehnya dia masih sanggup keluar pejuh kental sampai tiga kali tanpa lemes, walaupun dia tampak mengantuk.


Besoknya, sesudah mandi dia minta aku mencukur rambut ketiaknya dan merapikan jembutnya. Aku bahagia sekali. Bulu ketiaknya tidak aku cukur tapi aku cabuti satu persatu dengan pinset sampai bersih gundul. Lalu jembutnya aku “trim” agar tampak rapi.


Lalu dia mengenakan kamer-jas tipis tanpa pakaian dalam. Waktu Dr. Rizki datang, dia menelentang di atas tempat tidur dan tali pinggang kamer jas-nya di buka sehingga bagian depas tubuhnya telanjang.


Hanya tiga menit kontol aktor ganteng itu sudah rapih disunat.Setelah Dr. Rizki dan Rizal pulang, Si Rupawan mengatakan dia mau bertelanjang-bulat saja sampai luka sunatnya sembuh. “Silahkan” kataku. Rizki telanjang bulat sepanjang hari di apartemnnya samapi luka sunatnya kering.